MURSYID TQN PP SURYALAYA MASIH TETAP SYEIKH AHMAD SHOHIBUL WAFA TAJUL ARIFIN RA.

Banyak pertanyaan mengenai mursyid penerus TQN PP.Suryalaya. Bahkan beberapa pihak ada yang sudah tidak sabar untuk memberikan suatu pendapat dari dalil-dalil yang kurang dapat dipertanggungjawabkan mengenai hal ini. 
Mengenai fenomena yang belaku saat ini Pondok Pesantren Suryalaya sebagai wadah dari TQN Suryalaya sudah menjawabnya dengan surat edaran Nomor: 045.PPS.VII.2012.
TQN PP.Suryalaya sudah memiliki sistem manajemen yang berlangsung dengan baik saat ini. Sistem  manajemen tarekat yang tentunya memiliki beberapa karekteristik dan perbedaan satu sama lain di dunia ini. Di dunia Tarekat seorang Mursyid memiliki otoritas sendiri dalam mengubah/menambah sistem atau amaliyah yang akan diberlakukan di tarekat yang dipimpinnya. 
Syeikh Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin ra. (Pangersa Abah Anom) selaku mursyid TQN PP.Suryalaya sudah mengangkat lebih dari 60 orang para wakil talqin, mendirikan Yayasan Serba Bakti PP.Suryalaya dan sudah pula mengangkat pengemban amanah dalam kelangsungan syiar dan bimbingan TQN PP.Suryalaya. Lembaga-lembaga pendidikan pun sudah dibentuk sampai tingkat Sekolah Tinggi/Universitas.
Tugas ikhwan wal akhwat TQN PP.Suryalaya saat ini adalah meningkatkan amaliyah  serta menjalankan amanah yang sudah diberikan Pangersa Abah khususnya pula TANBIH TQN PP.Suryalaya. Tetaplah menjaga persatuan dan berpatokan kepada info dari PP.Suryalaya pusat sebagai wadah dari TQN PP.Suryalaya.
 
Berikut kami sampaikan surat edaran Nomor: 045.PPS.VII.2012 :
 
 
-TENTANG
HIMBAUAN DAN AJAKAN-

Bismillahirrahmaanirrahiim 
Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dalam suasana bulan suci Ramadhan 1433 H dan menjelang Idul Fitri 1 Syawal 1433 H, kami Pengemban Amanah Sesepuh Pondok Pesantren Suryalaya dan segenap Keluarga Syaikh KH. A. Shohibulwafa Tajul Arifin ra. mengucapkan Selamat Menunaikan Ibadah Puasa semoga kita semua senantiasa dalam ampunan Allah swt. Serta menjelang Idul Fitri 1 Syawal 1433 H Pengemban Amanah Sesepuh Pondok Pesantren Suryalaya dan segenap Keluarga Syaikh KH. A. Shohibulwafa Tajul Arifin ra. mengucapkan “Minal ‘Aidin Walfaizin” mohon maaf lahir dan batin.

Menyikapi situasi yang berkembang dikalangan ikhwan/akhwat TQN Pondok Pesantren Suryalaya yang berkaitan dengan fenomena/issue tentang Mursyid sepeninggal Pangersa Abah Anom maka dengan ini kami permaklumkan dengan hormat kepada seluruh Wakil Talqin TQN Pondok Pesantren Suryalaya, Pengurus Yayasan Serba Bakti Pondok Pesantren Suryalaya (Korwil, Perwakilan dan Pembantu Perwakilan) dan seluruh Ikhwan/Akhwat TQN Pondok Pesantren Suryalaya, bahwa :

1. Pengemban Amanah Sesepuh Pondok Pesantren Suryalaya dan Keluarga Besar Pondok Pesantren Suryalaya secara tegas tidak mengakui pengakuan seseorang sebagai MURSYID Tareqat Qodiriyah Naqsyabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya sepeninggal Pangersa Abah Anom karena sepanjang yang kami ketahui dari telaah dokumen ( Amanat, Maklumat Pangersa Abah Anom selaku Mursyid Tareqat Qodiriyah Naqsyabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya ) sampai saat ini tidak ditemukan adanya bukti-bukti otentik adanya pelimpahan kemursyidan dari beliau kepada siapapun dan tidak ada penambahan Wakil Talqin baru sepeninggal beliau.

2. Selanjutnya apabila ada pengakuan sepihak dari seseorang yang mengaku sebagai Mursyid Tareqat Qodiriyah Naqsyabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya sepeninggal Pangersa Abah Anom selaku Mursyid Tareqat Qodiriyah Naqsyabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya maka kami Pengemban Amanah Sesepuh Pondok Pesantren Suryalaya dan Keluarga Besar Pondok Pesantren Suryalaya tidak turut campur pada urusan tersebut dan segala akibat yang timbul karenanya menjadi tanggungjawab yang bersangkutan. Sepeninggal Pangersa Abah Anom Selaku Mursyid Tareqat Qodiriyah Naqsyabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya amaliah Tareqat Qodiriyah Naqsyabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya yang selama ini kita amalkan, masih tetap berkembang di masyarakat tetap berjalan dan tidak terdapat perubahan artinya masih tetap sejalan dengan TANBIH wasiat Pangersa Guru Almarhum Syaikh H. Abdullah Mubarok bin Nur Muhammad ra., Uqudul Jumaan, Mifathus Sudur, serta Maklumat dan Amanat Sesepuh Pondok Pesantren Suryalaya Syaikh H. Ahmad Shohibulwafa Tajul Arifin ra. 
Ikhwan/akhwat Tareqat Qodiriyah Naqsyabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya masih terus berkembang terbukti dengan masih banyaknya para tamu yang datang ke Pondok Pesantren Suryalaya meminta Talqin dzikir dan mengamalkan amaliah Tareqat Qodiriyah Naqsyabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya, terutama dalam waktu Pengajian Manaqiban tiap tanggal 11 Hijriyah.

3.Bagi daerah–daerah yang Wakil Talqinnya atau Pembina di daerahnya telah meninggal dunia, Pembinaan kepada Ikhwan/akhwat masih tetap berjalan oleh Para Pembina, Pengurus Yayasan, Sesepuh Manaqib dan Khataman, Mubaligh/Mubalighah dari daerah lain yang terjangkau. Oleh karena itu para ikhwan/akhwat Tareqat Qodiriyah Naqsyabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya hendaklah senantiasa tetap tenang, istiqomah melaksanakan amaliah Tareqat Qodiriyah Naqsyabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya baik harian, mingguan, bulanan bahkan tahunan. Apabila terjadi penyimpangan sepeninggal Pangersa Abah Anom maka Abah tidak bertanggung jawab. sebagaimana ditegaskan dalam Maklumat Pangersa Abah Nomor : 03.PPS.V.2002 butir 5 yang berbunyi “ Agar tetap menjaga diri tidak berbuat yang bertentangan dengan petunjuk, pedoman, bimbingan dan pengajaran yang telah ditetapkan dalam amalan TQN Pondok Pesantren Suryalaya, baik dilakukan secara sendiri-sendiri maupun secara organisasi, bagi mereka yang melakukan penyimpangan atau perekayasaan terhadapnya maka Abah tidak ikut bertanggungjawab dan segala akibat yang ditimbulkan karenanya menjadi tanggungjawab orang yang bersangkutan”

4. Demikian himbauan ini kami sampaikan, semoga dapat diindahkan sebagaimana mestinya.

Selanjutnya kita berdo’a semoga kita senantiasa dapat melaksanakan amaliah Tareqat Qodiriyah Naqsyabandiyah Pondok Pesantren Suryalaya secara istiqomah, semoga kita diakui menjadi muridnya dan mendapat limpahan barokah dari Almukarom Pangersa Abah Anom serta Almukarom Pangersa Abah Sepuh serta karomah dari Tuan Syaikh Abdul Qodir Al-Jaelani qs. serta Syafa’at dari junjungan kita Nabiyullah Muhammad Saw.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Suryalaya, 14 Ramadhan 1433 H 
3 Agustus 2012 M

Pengemban Amanah 
Sesepuh Pondok Pesantren Suryalaya 
K.H. Zaenal Abidin Anwar.

Read more: http://www.dokumenpemudatqn.com/2012/11/mursyid-tqn-pp-suryalaya-masih-tetap.html#ixzz2DhEPy6bK

keyakinan akan mursyid pembimbing

Gambardari mana kita berasal….?

untuk apa kita dilahirkan…?

ke mana kita akan pulang kembali ?

belajar merupakan suatu kewajiban… ilmu mengenai kehidupan sehari-hari, berdagang, fisika, biologi, management dan aspek-aspek kehidupan sosial serta cara kita beribadah yakni ilmu fiqih semuanya dapat kita pelajari dari pengalaman maupun buku-buku ataupun dunia maya saat ini.

namun untuk urusan pembinaan rohani, substansi yang halus dalam tubuh tidaklah bisa dipelajari tanpa bimbingan seorang guru. Guru yang memang sebenar-benar guru yang dalam istilah tarekat sufi disebut Mursyid.

wajib bagi kaum muslimin yang sudah baligh dan dewasa untuk menuntut ilmu di tarekat-tarekat mu’thabaroh yang silsilahnya bersambung sampai kepada para tabiit tabiin, tabiin, para sahabat ra. dan kepada Baginda Rasulullah S.A.W.

mengapa demikian?

1. akal pikiran yang dianugrahi Alloh SWT. kepada manusia tidak akan sanggup untuk mengenal Allah SWT. Sang Maha Pencipta dengan sesungguhnya;

2. manusia tidak akan bisa mengenal Sang PenciptaNya sebelum mengenal dirinya sendiri (man arofa nafsa fakod arofa robba)

3. yang perlu dikenal oleh manusia tentang dirinya bukanlah hanya fisik atau jasmaninya, namun subtansi halus dalam dirinya, sebagaimana Sabda Nabi Muhammad S.A.W. : di dalam diri manusia ada sepotong daging yang jika ia baik maka baik pulalah dirinya, yakni qalbu (dalam bahasa Indonesia disebut hati). Hati yang dimaksud bukan liver, tetapi qalbu atau dalam bahasa Inggris Heart (simbolnya jantung). Jantung di sini merupakan wadah atau tempat dari substansi halus dalam diri manusia (latifah rabbaniyah).

4. hanya guru mursyid yang dapat membimbing ruhani manusia dalam mengenal dirinya dan Tuhannya

5. mengenal sang Pencipta agar timbul suatu rasa dalam diri manusia itu selalu diawasi oleh Tuhannya , selalu merasa bersamaNya, dan itu tidak bisa hanya di fikiran, yang merasakan itu qalbu.

Setelah bertemu dengan guru Mursyid yang kamil mukammil, tentunya seorang muslim yang belajar berbait (mengucapkan janji setia) dan di-talqin (ditanamkan bibit kalimah taqwa oleh Mursyidnya).

Dalam beberapa tarekat seorang mursyid biasanya mengangkat pembantu/wakil guna melaksanakan prosesi baiat/talqin tersebut. Namun hakikatnya tetaplah mursyid itu sendiri yang mentalqin murid/pesuluk yang baru masuk ke dalam tarekat.

Perjalanan tarekat ke depannya ada beberapa guru mursyid yang sudah meninggal, namun tarekat tersebut masih eksist karena adanya peran dari wakil-wakil talqin mursyid tersebut. Hal tersebut sudah lumrah dalam suatu tarekat, dan sudah banyak yang terjadi dalam beberapa kasus di beberapa tarekat sejak lebih seribu tahun yang lalu.

Seorang wali mursyid yang sudah wafat dengan izin Allah S.W.T. tentu tetap dapat membimbing murid-muridnya, dan murid-muridnya pun tidak perlu ragu dan wajib untuk yakin. Wali Mursyid tetaplah hidup hanya berpindah saja dari jasadnya ke sisi Allah SWT. Sebagai mana keterangan dari beberapa kitab berikut:

Keterangan dari Kitab :
1. Jaami’al al-Ushuul Fi al-Auliyaa’ hal.7
Ketahuilah bahwa setiap wali itu memiliki keistimewaan dan kemampuan berbuat sesuatu saat masih hidup dan sesudah mati, misalnya kemampuan yang dimiliki oleh Syaikh Muhammad Baha’uddin, guru thariqat Naqsyabandiyah dalam mengajarkan hakikat dan larut dalam sifat2 Ketuhanan, juga kemampuan berbuat dan memberikan pertolongan yang dimiliki oleh Syaikh Abdul Qodir ALJaelani qs. serta kemampuan menyampaikan ilmu dan wirid yang dimiliki oleh Syaikh Abu AlHasan al-Syadzili… Syaikh Ali al-Qurasyi mengatakan,”Saya melihat empat orang Sayikh beraktivitas beraktivitas di dalam kubur mereka seperti aktivitas orang hidup yakni: Syaikh Abdul Qodir ALJaelani qs., Syaikh Ma’ruf Al-Karqhi,Syaikh Aqil al-Munji dan Syaikh Hayat bin Qais.
2. Tanwirul Qulub, hal.520. : hazaa wafiimaa zakarnaahu dalalatun qowiyyatun ‘ala anna lilauliyaa i tashorruffan ba’dal mauti.
(Keterangan ini dan apa yang telah kami sebutkan adalah bukti yang kuat bahwa para wali itu memiliki kemampuan beraktivitas -seiizin Alloh- setelah mati/wafat)

Demikianlah seorang murid sufi semestinya tetap memegang adab. Tidak bertanya dan mempersoalkan sesuatu yang bukan wilayahnya. Tugas seorang murid hanyalah mengamalkan dengan sungguh-sungguh janji setianya dan amaliyah serta amanah yang diberikan guru mursyid,

Sebab tarekat mu’thabaroh itu adalah milik Alloh dan rasulullah s.a.w., ada rahasia di balik rahasia yang tidak mudah dan sembarang orang untuk dianugrahi mengetahuinya.

Diam itu emas jika disertai selalu dengan dzikirullah…

wallohua’alam…